Jumat, 25 Juni 2021

"Dimasa pandemik, kok masiih aja terus berkarya!"

0leh: Ustad Unang, Guru Tahfidz SMART

Pandemi Covid yang melanda dunia sudah hampir berjalan 1,5 tahun, manusia sudah diarahkan dan mulai dibiasakan dengan kehidupan normal (new normal) dengan kebiasaan yang tentunya berbeda dengan sebelumnya. Ada kebiasaan-kebiasaan baru yang harus dijalani yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi bepergian).


Pandemi memaksa manusia untuk bertransformasi cepat, harus segera bisa adaptasi karena sesuai dengan hukum alam siapa yang tidak bisa adaptasi dengan alam maka akan musnah atau terlindas. Masa pandemi ini banyak yang sudah tumbang baik populasi manusianya maupun sumber penghasilannya, sudah banyak perusahaan yang tumbang, ribuan karyawan banyak di PHK.


|  Baca Juga:  Pemimpin Masa Depan Ada Disini.


Kini transformasi itu hampir melibas semua bidang, bidang ekonomi, industri, tanpa terkecuali bidang pendidikan. Semua orang ditutut untuk berfikir kreatif dan inovatif. Dibidang ekonomi semua beralih ke digital. Pasar berpindah di tangan tidak lagi di toko-toko, memilih kebutuhan (makanan, pakaian, aksesoris dan lainya) cukup dirumah dengan hanya membuka aplikasi, transaksipun terjadi secara online, menunggu beberapa saat maka pesanan  hadir di depan rumah. Dibidang pendidikan pun hampir sama, semua data berbasis digital bahkan hari ini pemerintah menggalakan program literasi digital.

Kegiatan belajar mengajar kini dilakukan secara online (daring) dari jenjang SD sampai perguruan tinggi, masyarakat kota maupun pedesaan semua dipaksa untuk melakukan percepatan ini. Walaupun dalam perjalanannya masih banyak kendala-kendala seperti terjadi di pelosok yang jaringannya kurang baik menyebabkan transfer ilmu kurang maksimal. Dalam kegiatan pembelajaran online baik siswa maupun pengajar harus bisa menguasai media yang digunakan. Para pengajar selain mampu mengoperasikan media pembelajaran, maka ada hal yang harus dipenuhi lagi supaya pembelajaran daring ini menarik dan ilmu tersampaiakan secara baik ke peserta didik baik dengan menyuguhkan power poin yang menarik, video pembelajaran yang kreatif. 


| Baca Juga :    “Aku dan Cita-Citaku”, Catatan dari Boot Camp SMART-NICE 2021


Dari pandemi ini kita banyak belajar, bagaimana kita mengoptimalisasikan waktu sehingga menghasilkan karya-karya yang bermanfaat, waktu tidak berlalu dengan sia-sia. sebagimana sabda Rasulullah SAW

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ

"Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Waktu yang kita miliki sangat terbatas, maka tidak ada waktu untuk berleha-leha. Rasulullah SAW bersabda

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

"Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu." (HR Nasai dan Baihaqi).

Ibnu Umar menambahkan dalam hadits di atas, “Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati”.

Jasmani boleh terkekang akan tetapi ide-ide kreatif tidak boleh terbatasi. Banyak contoh-contoh ulama yang berkarya dengan keterbatasannya. Seperti Buya Hamka dibalik dinginnya tekanan rezim dan dinginya jeruji besi tetap menghasilkan karya yang luar biasa mampu menuliskan tafsir al-Quran 30 juz yag diberi nama tafsir al-Azhar. Begitupula Ibnu Taimiyah dibalik jeruji besi yang gelap hanya setitik cahaya dari jendela yang menerangi, ditemani secarik kertas, tinta dan pena mampu menghasilkan karya puluhan kitab, orang-orang berdatangan meminta fatwa sehingga terkumpulah berjilid-jilid majmu fatawa. Hasan al-Banna yang dipenjara oleh rezim mampu menggerakan organisasi dakwahnya sehingga tersebar ke seluruh dunia saat ini. Imam Ahmad bin Hanbal dibawah tekanan dan siksaan penguasa saat itu, tetap menghasilkan karya-karya yang monumental sehingga menjadi Imam empat madzhab yang banyak diikuti.


|  Baca Juga :  Cara Menemukan Cara Yang Benar


Pandemi bukanlah menjadi alasan untuk berhenti berkarya, akan tetapi justru menjadi titik awal untuk memulai karya. Dengan transformasi dan inovasi-inovasi melahirkan karya yang bermanfaat untuk ummat. Berkarya dengan potensi yang kita miliki, karena setiap orang Allah SWT telah menganugerahkan sejuta potensi untuk kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengumpulan Tugas Fisika SMART