Ditulis Oleh : Ibu Nurhayati, Guru Bhs. Indonesia SMART
Dikisahkan seorang anak sekolah
dasar harus segera pulang sekolah dan berlari cepat karena seragam (baju/
celana pendek) dan sepatu yang dikenakannya harus segera digunakan oleh
kakaknya yang juga akan berangkat sekolah. Di rumah Ibu dan kakak menunggu
dengan penuh kekhawatiran akan kedatangan sang adik. Setiba adiknya datang,
segera dilucutinya pakaian seragam dan sepatu kemudian segera dikenakan oleh
kakaknya. Sang kakak pun tidak kalah
cepat larinya agar tidak terlambat masuk sekolah. Namun, apa daya tidak jarang
ia pun dimarahi guru karena datang terlambat. Hal itu setiap hari mereka
lakukan tanpa mengeluh.
Suatu hari walikota mengadakan perlombaan lari untuk para pelajar. Sang kakak pun tertarik mengikuti pertandingan tersebut untuk memperoleh juara tiga. Mengapa harus juara tiga bukan juara satu? Karena juara tiga memperoleh hadiah yang sangat didambakan, yaitu sepasang sepatu. Sepasang sepatu yang harus digunakan oleh kakak beradik. Namun, pada akhirnya sang kakak memperoleh juara satu? Allah Maha Penyayang dan Maha Mengetahui yang dibutuhkan oleh hambanya.
| Baca Juga : Momen Belajar Yang Paling Diingat Oleh Siswa Angkatan 14
| Baca Juga : Adakah di Sekolah Anda Seperti Di Sekolah Kami?
Berangkat dari film yang ditonton para peserta didik untuk
memulai pembelajaran proposal kegiatan dan negosiasi dari mata pelajaran Bahasa
Indonesia, guru mencoba membuka mata dan hati peserta didik agar dapat
merasakan yang dirasakan tokoh dalam film pendek tersebut. “Bagaimana perasaan
kalian setelah menonton film tadi,” tanya guru kepada sang pembelajar sejati.
“Sedih, Ustazah.”
“Kasihan, Ustazah.”
“Tidak tega, Ustazah. Sepasang
sepatu yang sudah rusak harus digunakan bergantian oleh kakak beradik.”
“Apa yang dapat kita lakukan
jika hal itu ada di sekitar kita?” tanya guru lagi.
“Membantunya, Ustazah.”
“Membelikan mereka sepatu,
Ustazah.
”Membelikan mereka seragam
sekolah, Ustazah.”
“Tepat sekali! Masih banyak di
sekitar kita anak-anak tidak mampu yang mempunyai semangat untuk sekolah harus
mengalami kisah sedih, bahkan lebih sedih dari itu pun masih banyak.
Bersyukurlah kalian berada di sini, Alhamduillah semua kebutuhan sudah
disediakan dan difasilitasi. Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan emas yang sedang
kalian nikmati”
“Lantas apa hubungannya dengan
materi yang akan kita pelajari?” tanya salah satu peserta didik.
“Di antara kalian, ada yang
tahu?”
Salah
satu peserta didik tunjuk tangan, “kita akan membantu anak-anak yang tidak
mampu, seperti kita.”
“Dengan
apa kita membantu mereka? Kami berada di sini pun karena para donator yang
menggerakkan hatinya untuk beramal dan berzakat di Dompet Dhuafa.”
“Anak-anakku,
ingatlah …, yang menggerakkan hati mereka, yang mengerakkan orang-orang beriman
untuk menyisihkan sebagian hartanya, yang menggerakkan para donatur memutuskan
untuk berinfak ke dompet Dhuafa semata-mata karena hatinya digerakkan oleh Alloh Swt. Semoga Alloh pun menggerakkan hati
kalian untuk dapat membantu yang perlu dibantu walaupun dalam keadaan kekurangan.
Anak-anakku …., Sebentar lagi, Ramadhan,
bulan suci, bulan keberkahan, bulan pelimbahan rahmat, bulan dilipatgandakan
setiap amal kebaikan akan datang. Nah, kesempatan baik untuk kalian membuat
sesuatu yang bermanfaat, memberi kesempatan kepada malaikat untuk mencatan
kebaikan yang insyaa Allah pahalanya akan terus mengalir walaupun kenikmatan
dunia tidak lagi dirasakan, walaupun ruh dan jasad sudah tidak lagi bersatu.”
papar guru.
Di atas merupakan sekelumit pembelajaran di sekolah SMART Ekselensia Indonesia.
SMART Ekselensia Indonesia merupakan
sekolah berasrama bording school yang bebas biaya atau gratis untuk
anak-anak, terkhusus laki-laki dari beberapa provinsi di Indonesia yang
kekurangan dalam ekonomi, tetapi memiliki kelebihan dalam akademik. Mereka
dibiayai dari dana zakat, sedekah, amal yang dikelola oleh Dompet Dhuafa.
Lingkungan di lokasi SMART Ekselensia Indonesia, tidak hanya sekolah, melainkan
juga ada beberapa lembaga yang merupakan jejaring Dompet Dhuafa.
| Baca Juga: Ia yang Tak Kasat Mata, Oleh J. Firman, Guru B.Indo SMART
Apakah hanya orang yang mampu, orang
yang kaya dapat berbagi? Apakah orang yang tidak mampu, kaum fakir/ kaum papa/
kaum duafa tidak dapat membantu sesasama? Tentu saja TIDAK. Siapa pun dapat
membantu sesasama. Bagi orang miskin yang mungkin buat makan saja susah, ketika
ia bersedekah meskipun cuma sedikit, sedekahnya ini lebih bernilai di sisi
Allah. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham dapat
mengungguli seratus ribu dirham“. Lalu
ada yang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau
jelaskan, “Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham
untuk disedekahkan. Ada pula seseorang
memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus
ribu dirham untuk disedekahkan.” (HR. An Nasai)
Kekurangan ekonomi, bukan berarti tidak
dapat membantu sesama makhluk ciptaan Allah. Kekurangan ekonomi, bukan berarti hanya
bisa menerima tanpa bisa memberi. Kekurangan ekonomi, bukan berarti selalu
meletakkan tangan di bawah tanpa pernah meletakan posisi tangan di atas. Dengan
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki siswa SMART Ekslensia Indonesia,
keinginan untuk membantu sesama, pun dapat terwujud. Mau tahu caranya …? Mau
tahu saja … atau mau tahu banget ….? Ayo, lanjutkan membaca tulisan ini!
Di
atas sudah dipaparkan, peserta didik sedang mempelajari mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan materi yang
dikolaborasikan, yaitu materi proposal dan negosiasi. Bukan hanya kolaborasi
materi, tetapi juga kolaborasi dari beberapa mata pelajaran, yaitu Prakarya
untuk kelas jurusan IPA dan IPS serta Sosiologi dan Ekonomi, terkhusus kelas dengan
jurusan IPS.
Dengan menggunakan pendekatan contextual
teaching and learning Contextual
teaching learning peserta
didik dapat membantu sesama. Contextual
teaching and learning merupakan pendekatan yang
“mengaitkan isi mata pelajaran yang diberikan dengan situasi kehidupan yang
nyata dan memotivasi peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.” (Chalil dan Hudaya, 2009: 16)
Peserta didik mempelajari
materi yang kemudian teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
juga memperoleh pembelajaran langsung ke masyarakat dan memiliki pengalaman
secara langsung sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terpasung dan
membusung tanpa makna.
Dalam pembelajaran ini, peserta
didik tidak hanya belajar menyusun proposal kegiatan, tapi mereka mengajukan
proposal kepada lembaga/ perusahaan ataupun individu. Siswa membentuk kelompok
yang teridir dari 5 atau 6 orang. Setiap kelompok menyusun proposal untuk
mengadakan kegiatan “Amal Bakti Ramadan?” dan
menyusun proposal untuk mencari investor agar faktor pendukung dapat memonitor
sektor kompetensi dasar . Investor ini akan memberikan modal. Modal itu akan
digunakan oleh setiap kelompok untuk berjualan. Adapun kegiatan “Amal Bakti Ramadan” merupakan
tujuan akhir dari materi ini, yaitu memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
Setelah menyusun proposal,
peserta didik mengajukan proposal ke lembaga/ perusahaan untuk proposal Amal Bakti
Ramadan agar memperoleh dana ataupun barang yang
dapat diberikan kepada yang membutuhkan. Sedangkan, pengajuan ke individu (guru SMART/ karyawan Dompet
Dhuafa Pendidikan) untuk mengajukan proposal mencari investor. Pada saat
pengajuan proposal, peserta didik bernegosiasi. Mereka bernegosiasi agar
mencapai kesepakatan sesuai harapan.
Setelah memperoleh modal dari
investor, peserta didik berjualan. Yang dijual peserta didik adalah produk
berupa makanan/ minuman. Produk yang
dijual dibuat oleh peserta didik. Produk tersebut merupakan akulturasi dari
beberapa daerah. Hal ini merupakan materi Sosiologi untuk kelas jurusan IPS.
Sebelum berjualan, peserta
didik latihan terlebih dahulu membuat produk yang akan dijual. Latihan membuat produk
tersebut merupakan mata pelajaran Prakarya untuk kelas jurusan IPA dan IPS.
Terkhusus, kelas jurusan IPS
terdapat penilaian mata pelajaran Ekonomi karena ketika menyusun proposal untuk
diajukan kepada investor, siswa harus memerincikan dana yang dibutuhkan untuk
berjualan. Mereka memerincikan mulai dari kebutuhan bahan pokok sampai kepada
keputusan harga produk per mangkok. Setelah berjualan pun, peserta didik harus
membuat laporan keuangan untuk mempertanggungjawabkan kepada pemilik modal. Hal
itu dibuat juga oleh kelas IPA, tetapi tidak ada penilaian khusus dari mata
pelajaran lain, selain Bahasa Indonesia.
Adapun produk yang merupakan
akuturasi nasional yang dijual di antaranya: Mpek’as/ mpek-mpek kuah asinan (paduan
mpek-mpek makanan khas Palembang dan asinan makanan khas Betawi), Sate Bumbu
Rendang (paduan makanan khas Madura dan Padang) Bakop/ bala-bala cuko palembang
(paduan bala-bala makanan khas Jawa Barat dan kuah mpek-mpek Palembang), Es
pisang ijo siram bajigur (paduan Makasar dan Jawa Barat), Cingdol / cingcau dan
kuah cendol (paduan minuman Betawi dan Jawa Barat). Bagado/ batagor gado-gadoProduk
dijual di selasar gedung utama SMART Ekselensia. Yang membeli produk tersebut,
di antaranya: para peserta didik, guru, karyawan Dompet Dhuafa Pendidikan,
serta orang tua PAUD.
Alhamdulillah, produk habis
terjual. Peserta didik sibuk menghitung
pemasukan. Karena masih belajar, setelah dihitung-hitung, walaupun produk
laku terjual ada yang memperoleh keuntungan besar, ada yang kecil, ada pula yang
hanya cukup untuk mengembalikan modal ke investor. Modal pun dikembalikan
kepada investor. Dengan hati yang ikhlas, keuntungan dari berjualan 100%
dikumpulkan peserta didik untuk kegiatan
“Amal Bakti Ramadan”. Senyum tak kenal lelah mengulum di wajah mereka,
sang pembelajar sejati yang tak pernah berhenti mengkaji ilmu dunia dan
akhirat. Sungguh, kebahagian hakiki itu hadir ketika keihklasan terpatri dalam
keimanan.
Manusia mempunyai rencana dan
harapan, Alloh juga yang menentukan. Proposal untuk pencarian dana ataupun produk
ke lembaga/ perusahaan untuk dapat disumbangkan pada kegiatan “Amal Bakti
Ramadan” ada yang berhasil, ada pula yang nihil. Namun, tetap saja harus
senantiasa bersyukur agar tidak menjadi orang yang kufur. Dalam pembelajaran bukan hanya hasil yang
dilihat, tetapi proses yang diapresiasi. Jangan resah dan gelisah apalagi putus
asa, anak-anakku…. Kalian sudah berjuang untuk kemashlahatan umat. Insyaa
Alloh, malaikat tersenyum mencatat jerih payah kalian, setan pun lari
terbirit-birit karena keteguhan hati kalian.
Keuntungan berjualan dan dana
dari lembaga/ individu dikumpulkan kemudian dibelikan snack untuk berbuka puasa serta baju koko dan
sarung untuk dikenakan solat tarawih. Peserta didik pun mengemasnya, termasuk
Alquran dan buku-buku untuk disumbangkan ke Yayasan Ashabul Kahfi yang
mengelola Rumah Alquran bagi anak-anak duafa yang terpaut pada Alquran.
Di bulan yang penuh keberkahan
dan di hari yang cerah pembelajar sejati SMART Ekselensia mengunjungi Rumah
Alquran. Dengan berseri-seri wajah-wajah penghafal Alquran itu menyambut kedatangan pembelajar sejati
dengan senang hati. Kegiatan diawali dengan sambutan, kemudian diikuti dengan
pembacaan puisi serta sharing teknik menghafal Alquran dari pembelajar
sejati kemudian penyerahan santunan dan diakhiri dengan doa. Kegiatan “Amal
Bakti Ramadan sederhana. Ya, sangat sederhana kegiatannya, tetapi insya Alloh
penuh makna dalam jiwa-jiwa insan dari anak-anak duafa.
Alhamdulillah, puji syukur
kepada Allah Swt. di bulan Ramadhan yang penuh berkah peserta didik SMART
Ekselensia diberi kesempatan oleh Allah Swt. untuk menabur kebaikan. Walaupun
setitik, jika ikhlas berbuat karena Allah, insyaa Allah dia akan membekas dan
terus terpatri karena malaikat telah mencatat. Semoga yang telah dilakukan oleh
pembelajar sejati Allah lindungi dari perbuatan sombong ataupun riya sehingga
lelah dan letih membuahkan pahala yang akan menambahkan berat timbangan kebaikan
di akhirat kelak, aamiin. Semoga kepedulian kepada sesama tetap dan selalu
tersemat dalam jiwa walaupun sudah tamat dari SMART, aamiin. Terima kasih kami
ucapkan kepada lembaga ataupun individu yang telah membantu dan mendukung
kegiatan pembelajar sejati. Semoga amal kebaikan ini akan terus mengalir dan
mengalir walaupun Allah telah memanggil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar