A.
Pengertian
Kelangsungan Hidup
Setiap makhluk hidup
telah dibekali oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kemampuan untuk mempertahankan hidupnya
dan menjaga keturunannya supaya tetap lestari. Tetapi, karena
keserakahan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatnya dan
ketidakpedulian manusia akan kelestarian lingkungan hidup telah merusak ekosistem yang baik. Telah menjadi
hukum alam bahwa makhluk yang lemah akan dimangsa oleh makhluk yang lebih kuat, atau yang kita kenal dengan
hukum rimba.
B.
Adaptasi
1.
Pengertian
Adaptasi adalah kemampuan
makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Ada beberapa cara
penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian
bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah
laku dalam menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk
adaptasi, yaitu:
a.
adaptasi fisiologi
b.
adaptasi tingkah laku, dan
c.
adaptasi morfologi.
Adaptasi terlihat dari
adanya perubahan bentuk luar atau dalam suatu makhluk hidup sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan tempat hidupnya. Perubahan ini bersifat tetap
dan khas untuk setiap jenis sehingga bisa diwariskan kepada
keturunannya.
| Baca Juga: Latihan Soal Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup, Pelajaran IPA Kelas 9 SMP
2. Jenis-Jenis Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi
adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan
hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk
diamati.
Hewan-hewan herbivor
beradaptasi terhadap makanan secara fisiologis. Sapi, kambing, kerbau, dan domba merupakan
hewan herbivor yang dapat mencerna zat makanan di dalam lambung. Rayap dan Teredo navalis yang hidup
di kayu galangan kapal dapat mencerna kayu dengan bantuan enzim
selulose.
Tubuh manusia mampu
menambah jumlah sel darah merah apabila berada di pegunungan yang lebih tinggi. Hal
tersebut dapat mengikat oksigen lebih banyak untuk mencukupi
kebutuhan sel-sel tubuh. Mata manusia dapat menyesuaikan dengan
intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika di tempat gelap, maka pupil kita akan membuka lebar.
Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan menyempit. Melebar
atau menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur intensitas cahaya.
Bau yang khas pada
bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan
madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah melekat. Akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat
menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat menghambat
tumbuhan lain di dekatnya. Kedua contoh di atas termasuk dalam adaptasi fisiologi.
| Baca Juga: Ringkasan Materi Bioteknologi, Pelajaran IPA Kelas 9 SMP
b. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku
adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Kucing mengincar mangsanya dengan cara
mendekam. Ketika mangsa mendekat dan lengah, maka kucing akan meloncat
dan menerkam mangsanya. Tingkah laku demikian untuk menghemat energi. Lain halnya dengan cicak.
Cicak akan memutuskan ekornya pada saat berada dalam ancaman. Paus
naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk pernapasannya. Hewan rayap itu buta,
untuk menemukan jalan dia membuat terowongan dari tanah yang dapat
menuntunnya menuju ke tempat makanan atau sarangannya.
c. Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian
makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat
lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah
dikenali dan mudah diamati karena tampak dari luar.
Kaki itik
memiliki selaput di antara jari-jarinya. Selaput ini berfungsi untuk berenang di kolam. Ini merupakan
contoh dari adaptasi morfologi. Burung kolibri memiliki paruh panjang dan
runcing. Paruh ini digunakan untuk menghisap madu. Serangga juga
beradaptasi dengan lingkungan melalui bentuk organ tubuhnya.
Coba kamu perhatikan jangkrik dan belalang yang ada di sekitar rumahmu. Organ tubuh jangkrik dan
belalang yang digunakan untuk beradaptasi adalah mulut. Mulut kedua hewan tersebut mempunyai
rahang bawah dan atas yang kuat.
Selain hewan,
tumbuhan juga beradaptasi dengan lingkungannya melalui bentuk tubuhnya. Tumbuhan ini memiliki daun
yang lebar dan tipis, sehingga mempercepat penguapan. Batangnya memiliki rongga berisi udara, sehingga
dapat terapung di atas air dan akarnya relatif panjang. Teratai
beradaptasi dengan lingkungan air. Tumbuhan yang hidup di air disebut hidrofit.
Ada hidrofit, berarti
ada xerofit dan higrofit. Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan kering. Tumbuhan ini
memiliki batang yang tebal untuk menyimpan air, daun tereduksi
menjadi duri dan memiliki kultikula, akar panjang dan menyebar luas sehingga dapat menyerap air dari
daerah yang luas. Contohnya kaktus dan kurma. Sedangkan, higrofit
adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab. Contohnya lumut dan paku-pakuan. Tumbuhan
ini beradaptasi melalui bentuk daun yaitu daun lebar dan relatif tipis.
C.
Seleksi Alam
Seleksi
alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh
lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan
sebagai musnahnya beberapa makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan diri.
1.
Faktor
penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Suhu lingkungan
Di daerah dingin
dijumpai hewan-hewan mamalia yang berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan mamalianya
berbulu tipis. Dalam hal ini, yang menjadi faktor penyeleksi adalah
suhu lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak
akan bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah
sehingga hewan tersebut akan tereliminasi dan punah.
Beruang kutub berbulu
tebal untuk membuatnya tetap hangat. Selain bulunya, beruang kutub juga
mempunyai lapisan lemak yang digunakan untuk menghangatkan
tubuhnya.
b. Makanan
Setiap makhluk hidup
memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk hidup. Makanan akan menjadi
faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang
kuat dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya
hewan yang lemah dan tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan
tereliminasi dan punah.
c. Cahaya matahari
Faktor matahari
berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang berklorofil. Mengapa demikian?
Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.
2.
Kepunahan
makhluk hidup
Berdasarkan temuan
fosil-fosil, dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup yang hidup pada jaman dahulu tidak
ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih hidup sampai
sekarang yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada
jaman karbon sampai sekarang. Hewan lain yang hampir mirip dengan
hewan yang telah punah adalah kadal dan komodo. Ketiga hewan tersebut adalah hewan yang tergolong
dalam fosil hidup.
Dinosaurus merupakan
contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa yang menyebabkan kepunahan
hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu akan
menyebabkan kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor tidak bisa mendapatkan makanan.
Sedangkan Dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup untuk
sementara. Tetapi dengan berjalannya waktu, hewan karnivorpun
mati.
D.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakan
makhluk hidup dapat dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan. Karena bila tanpa
perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan punah. Misalkan pada
suatu perkebunan terdapat populasi belalang yang terkena radiasi,
sehingga belalang jantan menjadi mandul dan tidak dapat melakukan
perkawinan dengan belalang betina.
Ketidakmampuan
belalang untuk berkembang biak akan menyebabkan belalang di perkebunan tersebut punah. Jadi, belalang
tersebut tidak dapat menjaga kelestarian jenisnya karena tidak mampu
berkembang biak.
Makhluk hidup ada
yang mempunyai daya berkembang biak tinggi dan rendah. Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang
biak tinggi akan mudah menjaga kelestarian hidupnya. Misalnya tikus, kucing, ilalang, dan enceng gondok.
Makhluk hidup yang
mempunyai daya berkembang biak rendah sangat sulit menjaga kelangsungan dan kelestarian jenisnya.
Misalnya gajah, hanya beranak sekali dalam dua tahun dan
setiap kali beranak hanya seekor. Demikian pula badak, komodo,
kancil, burung merak, jerapah, harimau, dan ikan paus biru yang hanya
menghasilkan dua anak dalam waktu 10 tahun. Hewan yang memiliki daya berkembang biak rendah merupakan
hewan-hewan yang terancam kelestariannya.
Selain hewan,
tumbuhan juga dilindungi oleh negara karena kelangkaan dan daya berkembang biaknya rendah. Bunga
bangkai (Refflesia Arnoldi), anggrek bulan Ambon, kemang,
kepuh, kayu ulin Kalimantan, kemenyan, dan gaharu
E.
Cara Perkembangbiakan
Makhluk Hidup
Makhluk hidup dapat
berkembang biak dengan dua cara, yaitu vegetatif dan generatif.
1.
Perkembangbiakan
vegetatif
Perkembangbiakan
secara vegetatif adalah perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel kelamin atau
tidak terjadi perkawinan. Perkembangbiakan ini disebut perkembangbiakan
aseksual. Ada dua macam perkembangbiakan vegetatif, yaitu vegetatif alami dan
vegetatif buatan.
a. Vegetatif alami
Perkembangbiakan
vegetatif alami terjadi apabila berlangsung sewajarnya tanpa campur tangan manusia. Alat
reproduksi vegetatif alami adalah sebagai berikut.
1)
Tunas, adalah tumbuhan muda
yang baru tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Ada dua macam tunas,
yaitu tunas adventif dan tunas biasa. Tunas adventif adalah tunas
yang keluar selain dari ujung batang dan ketiak daun. Contohnya tunas pisang, cocor
bebek, dan bambu. Sedangkan tunas biasa adalah tunas yang tumbuh pada ketiak daun dan ujung
batang.
2)
Umbi, adalah tempat untuk menyimpan makanan. Selain
itu, umbi juga dapat digunakan sebagai alat perkembangbiakan.
Pernahkah kamu melihat kebun ketela rambat, kentang, dan bawang? Ketela rambat, kentang,
dan bawang mempunyai umbi. Umbi pada tumbuhan ini digunakan untuk alat perkembangbiakan dan
tempat cadangan makanan.
3)
Rhizoma, adalah batang yang
menjalar di bawah permukaan tanah. Cotohnya laos, kencur, dan jahe.
4)
Stolon, adalah batang yang
menjalar di atas permukaan tanah. Contohnya pegagan, arbei, dan rumput teki.
b. Vegetatif buatan
Perkembangbiakan
dengan cara vegetatif buatan sering dilaksanakan untuk pembudidayaan tanaman. Misalnya mencangkok,
merunduk, dan menyambung.
2.
Perkembangbiakan
secara generatif
Perkembangbiakan
generatif disebut juga dengan perkembangbiakan seksual, karena melibatkan sel-sel kelamin. Perkembangbiakan
tersebut dimulai dengan peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina yang kemudian menghasilkan
zigot. Zigot berkembang menjadi individu baru. Perkembangbiakan pada
tumbuhan didahului dengan peristiwa penyerbukan, kemudian diiringi peristiwa pembuahan.
Penyerbukan adalah
peristiwa sampainya serbuk sari ke kepala putik. Sampainya serbuk sari
ketujuannya dibantu oleh angin, burung, serangga, kelelawar, air, dan manusia. Sedangkan pembuahan
adalah peleburan antara sel sperma dan sel telur yang akan menghasilkan
zigot dan berkembang menjadi individu baru yang memiliki sifat bervariasi di antara kedua induknya.
Coba kamu perhatikan tabel berikut.
Perkembangbiakan
vegetatif dan generatif juga terjadi di hewan. Hewan-hewan tingkat rendah dapat berkembang biak secara
vegetatif dengan cara membelah diri, yaitu pemisahan induk
menjadi dua individu baru atau lebih yang ukurannya hampir
sama. Amoeba berkembang biak dengan cara membelah diri.
Pada vertebrata juga
terjadi perkembangbiakan untuk melestarikan jenisnya. Vertebrata berkembang biak secara generatif.
Perkembangbiakan generatif pada vertebrata terjadi secara
periodik dan mempunyai siklus yang jelas. Hal ini sangat memungkinkan
hewan untuk menghemat energi dan menghasilkan keturunan untuk kelangsungan hidup
keturunannya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar