Pewarisan sifat atau hereditas adalah perpindahan sifat dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Ilmu
yang mempelajari tentang pewarisan sifat induk kepada keturunnnya disebut genetika.
A.
Kromosom dan Gen
Sel merupakan kesatuan hereditas suatu organisme. Kromosom ada di dalam
inti sel (nukleus). Kromosom mengandung gen-gen pembawa sifat yang akan
diwariskan kepada keturunannya.
sel tubuh termasuk diploid, sedangkan sel kelamin merupakan sel haploid.
Kromosom tiap sel diploid memiliki homolognya(pasangannya), sedangkan kromosom
sel haploid tidak berpasangan dengan homolognya.
Spermatozoid maupun ovum mempunyai kromosom haploid yang mengandung
informasi genetik dari ayah dan ibu. Apabila terjadi peristiwa pembuahan maka
informasi genetik keduanya akan bertemu dan saling berpasangan sehingga
terbentuk zigot yang mempunyai pasangan informasi genetik dari ayah dan ibu.
B.
Pewarisan sifat menurut Mendel
Tokoh yang berjasa dalam mempelajari penurunan sifat atau pewarisan sifat
dari induk kepada keturunannya dengan mengadakan percobaan perkawinan silang
adalah Gregor Johann Mendel. Beliau
dinobatkan sebagai Bapak Genetika.
Mendel mempelajari pewarisan sifat dengan menggunakan tanaman ercis/kacang
kapri. Mendel memilih tanaman ercis/kacang kapri dengan alasan sebagai berikut.
1. Siklus
hidup tanaman ercis/kacang kapri pendek, mudah tumbuh, dan mudah disilangkan.
2. Memiliki
bungan sempurna, artinya pada bunganya terdapat alat kelamin jantan 9benang
sari) dan alat kelamin betina (putik)
Percobaan Mendel dilanjutkan dengan melakukan penyerbukan silang antara
serbuk sari dari bunga berwarna merah yang diletakkan pada kepala putik bunga
berwarna putih, yang keduanya galur murni. Ternyata muncul tanaman ercis dengan
bunga berwarna merah semuanya. Hal tersebut dikatakan bahwa sifat merah
‘menutupi” atau “menang” terhadap sifat putih. Sifat bunga berwarna merah
disebut sifat dominan, sebaliknya sifat putih yang “tertutup” atau “kalah”
dikatakan resesif.
| Uji Kompetensi: Latihan Soal Pewarisan Sifat, Pelajaran IPA Kelas 9 SMP
Berdasarkan persilangan sesama tanaman ercis F1 dan generasi
hasil keturunan keduanya (F2), rasio fenotip yang muncul pada F2
adalah bunga merah : bunga putih = 3 : 1, sedangkan rasio genotifnya adalah MM
: Mm : mm = 1 : 2 : 1.
C.
Monohibridasi
Persilangan yang hanya melibatkan satu sifat beda disevut monohibridasi.
Beberapa hal yang dapat dsimpulkan dari persilangan monohibrid yang
dilakukan Mendel adalah sebagai berikut :
1. Jika
kedua alel berbeda maka alel dominan (Tinggi = TT) akan diekspresikan
sepenuhnya, sedangkan alel resesif (pendek = tt) tidak nampak. F1
memiliki fenotip seperti induknya yang dominan.
2. Kedua
alel untuk setiap karakter berpisah selama pembentukan gamet. Artinya, pada
waktu individu membentuk gamet terjadilah pemisahan (segregasi) gen, sehingga gamet hanya memiliki salah satu gen alel.
Hal ini dikenal dengan nama hukum segregasi
Mendel/ Hukum I Mendel
3. Jika diadakan persilangan sesama F1 menghasilkan keturunan F2 yang memperlihatkan perbandingan 75% sifat dominan yang muncul dan 25% sifat resesif. Hal ini nampak pada perbandingan fenotip = 75% batang tinggi : 25% batang kerdil, sedangkan perbandingan genotip = TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1.
D.
Dihibridasi
Pada persilangan dihibrid atau dihiridasi melibatkan individu dengan dua
sifat beda. Pada percobaan persilangan dihibrid, Mendel antara lain
menyilangkan galur murni tanaman ercis berbiji bulat yang berwarna kuning
dengan galur murni tanaman ercis berbiji keriput berwarna hijau. Dari
persilangan monohibrid, Mendel mengetahui bahwa karakter bentuk biji alel biji
bulat (B) adalah dominan dan alel biji keriput (b) resesif. Untuk karakter
warna biji, alel warna biji kuning (K) dominan dan alel warna biji hijau (k)
resesif.
Ratio fenotip Pisum sativum yang muncul = biji bulat kuning : biji bulat
hijau : biji kisut kuning : biji kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1
E.
Penurunan sifat manusia
Berdasarkan bentuk, jumlah, dan sifatnya, kromosom dibedakan menjadi dau macam,
yaitu :
1. Autosom
(A), merupakan kromosom tubuh yang tidak menentukan jenis kelamin, sehingga
bentuk, jumlah, dan sifatnya sama antara laki-laki dengan perempuan.
2. Gonosom,
merupakan kromosom sex yang menentukan jenis kelamin. Kromosom ini terdiri atas
jenis X dan jenis Y, sehingga dapat membentuk kombinasi XX jika perempuan dan
XY jika laki-laki.
Inti sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom, terdiri dari 44 atau 22
pasang autosom dan 2 atau 1 pasang gonosom.
Perkawinan antara dua individu yang berkerabat dekat, sangat berpeluang
mendapatkan keturunan yang memiliki genotip resesif merugikan seperti resiko
penyakit turunan, seperti hemofili, buta warna maupun genotip yang dominan
diantaranya thalasemia, yaitu
penyakit keturunan darah yang menyebabkan eritrosit pecah (hemolisis).



Tidak ada komentar:
Posting Komentar